Menatap cakrawala

Sejauh mana langkah kaki ini akan berjalan, itulah pertanyaan yang sering penulis fikirkan dalam benak. Menatap cakrawala adalah tulisan awal penulis untuk belajar mencoba menyalurkan pemikirannya ke dalam sebuah tulisan. Mari kita lebih memahami kenapa penulis kali ini membuat tema pertama yaitu menatap cakrawala.

Semua orang pasti mengerti poros roda kehidupan itu terus bergulir, waktu yang terus berjalan tanpa henti dan mengenal lelah. Sejauh ini berapa lama kita mencoba menghela nafas dan beristirahat sedangkan waktu terus berjalan. Sudah sampai manakah kita tertinggal oleh waktu ?

Yaa mungkin saja kalo kita bayangkan ketika mengikuti perlombaan lari pada sebuah ajang bergengsi yang diadakan di sebuah stadion megah dengan ribuan penonton. Bahwasanya kita tertinggal berapa jauh dengan waktu yang terus berlari dengan kita yang beristirahat sejenak, lalu bagaimana dengan yang mengikuti perlombaan tetapi sangat sering beristirahat. Yaa mungkin bisa dibayangkan seperti tertinggal 100 kali putaran hehe. Dimanakah posisi kita masing-masing ?

Setiap hakikat perjalanan atau sejauh mana kita berjalan bahwa perjalanan tak semulus yang kau kira, jalan keras yang kita tempuh dan mungkin lubang berbatu. Berapa besar batu karang yang diterjang dan seluas apa lubang yang dilewati itu adalah capaian sebuah perjuangan dalam berproses. Proses perjalanan yang akan membuat sebesar apa mental pejalan tersebut mengarungi luasnya samudra dan luasnya cakrawala didalam kehidupan. Ketika tekad yang sekeras baja sudah didapat didalam diri kita maka setinggi apa kita memanjat pagar-pagar dinding bahkan setinggi dinding yang membentang langit yang sudang menunggu diujung dinding - dinding kecil, kita akan selalu siap dan berusaha lebih keras untuk melewati semuanya.

Kepercayaan dalam diri itulah yang dibutuhkan dalam menempuh perjalanan kehidupan ini. Seberapa besar tekad yang kita punya yang dapat kita tularkan terhadap orang - orang disekitar, ataukah tekad yang kita punya terpengaruh oleh orang disekitar kita ?

Oleh karena itu kenapa menatap cakrawala harus mempunyai tekad sekuat baja, yaitu untuk memperkuat keyakinan dan kerja keras kita semua untuk mengejar perjalanan keinginan mimpi kita, cita - cita, cinta, dan keinginan yang lain.

Sejatinya perjalanan yang penuh kerja keras dan tantangan itulah yang membentuk diri kalian masing - masing. Seperti besi yang ditempa didalam api yang panas untuk membentuk sesuatu yang berguna dan memiliki bentuk yang baik.

Semoga perjalan dengan tekad yang lebih keras mengajarkan kita percaya dengan sebuah proses dan tantangan yang akan terus menanti diri kita masing - masing dan mengerti bahwa kita siap menatap cakrawala.

Komentar